Masih bersama rintik-rintik hujan di kota Semarang, kota perantauan, letak tempat saya menimba ilmu. Semoga ilmu yang telah saya dapatkan, bisa bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Buku yang beberapa hari ini saya pinjam dari perpustakaan kampus, akhirnya selesai saya baca dan rangkum. Setidaknya, buku ini sedikit banyak telah mampu memberi saya jawaban yakni sebuah pemahaman tentang "Hidup mu adalah cerminan dari Sholat mu".
Penulis : Imam Musbikin
Penerbit :
Mitra Pustaka
Halaman : 221 halaman
Tahun terbit:
Cet IV, September 2006
Buku ini merupakan
sebuah buku yang mengajak Anda untuk melihat betapa banyak nilai yang terkandung
dalam shalat. Buku yang terdiri dari 10 bab yang mengupas rahasia shalat
terhadap kesehatan baik fisik maupun psikis, disertai hasil penelitian-penelitian
para ahli yang telah dibuktikan kebenaran. Selain itu, kita bisa mengetahui rahasia
kesehatan Rasulullah.
RASULLULLAH SAW mengajak masyarakat Makkah ( dan juga
kita semua dimana pun berada) untuk mendirikan sholat, sehari semalam lima
kali, bukan berarti beliau menyuruh mereka untuk mengabaikan masalah-masalah
keduniaan. Tetapi sebaliknya, beliau malah membimbing mereka untuk segera dapat
menemukan kunci atau jalan terbaik guna menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
Dengan mengajak mereka untuk mendirikan sholat, Rasulullah saw seakan-akan
berkata mereka:
“ masalah-masalah
yang sedang Anda hadapi ini adalah dari Allah SWT, maka mengapa Anda tidak
mengetuk pintuNya melalui shalat agar masalah-masalah Anda tersebut ditemukan
jalan keluarnya?”
Kelebihan buku ini yakni sangat bermanfaat sebagai
terapi religius karena menampilkan tinjauan manfaat kesehatan baik secara fisik
maupun secara psikis yang terkandung dalam ibadah shalat. Tentu saja hal ini
sangat menarik untuk dipahami dan dikaji.
Berikut ini Rangkuman yang dapat Penulis buat:
Muqadimah
Menguak Rahasia Kesehatan Rasulullah:
- Bangun pagi sebelum fajar
- Menjaga kebersihan
- Menjaga kebersihan
- Mengatur tata cara makan dan minum
- - Tidak pernah emosional
- Tidak pernah cemas dan berputus asa
- Tidak pernah cemas dan berputus asa
dll
(untuk mendapatkan gambaran lebih luas dan
mendalam tentang rahasia kesehatan Rasulullah, silahkan Anda membaca buku karya
ulama besar, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
yang berjudul Thibbun Nabawiyy)
Bab 1
Merasakan nikmat dalam shalat
Orang yang shalat, ketika menghadap betul kepada Tuhannya dan hatinya
hadir, maka Allah akan mengagungkannya dan di dalam hatinya akan dipenuhi rasa
takut kepada Allah, rasa kerendahan hati, rasa malu kepada Allah dan memperoleh
ketenangan jiwa.
Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa,
“seandainya
semua orang bisa merasakan bagaimana nikmatnya melakukan shalat, niscaya mereka
mengisi tiap detik umurnya dengan shalat”
Bab 2 Resep
Ketenangan Jiwa
Bila anda ingin sehat dan tubuh tetap bugar, maka jauhkanlah stres dari
diri Anda. Anda perlu pikiran tenang dan ketentraman jiwa. Untuk menggapai rasa
tenang dan tentram ini, salah satu resepnya adalah dengan memperkuat iman dan
memperbanyak ingat kepada Allah SWT (dzikrullah).
“(orang-orang
yang bertaubat itu ialah) mereka yang beriman (kepada allah SWT). Hati mereka
menjadi tenang dengan mengingat Allah (dzikrullah). Ingatlah, dengan
dzikrullah, hati menjadi tenang”.
(Qs. Ar-Ra’du: 28)
Bab 3
Raihlah Ikhlas Dan Khusyu’ Dalam Shalat
Iklas dan khusyu’ dalam
shalat, mempunyai hubungan yang sangat erat sekali. Ikhlas ialah melakukan amal
dengan tujuan ber taqarrub kepada Allah serta mendapatkan kedekatan dan
ridha-Nya, tak ada pamrih lain, apakah itu pamer, dipuji manusia atau mengharap
sesuatu dari orang lain. Sedangkan, khusyu’ berawal dari adanya kelembutan,
keterangan dan kelembutan hati. Khusyu’ itu letaknya dalam hati. Bila hati
seseorang khusyu maka seluruh anggota tubuh lainnya akan khusyu’.
Sehingga, bila Anda mengerjakan shalat dengan ikhlas dan khusyu’,
berarti Anda melakukannya dengan hanya didasari oleh hati yang tulus. Dengan hati
yang demikian, insya Allah saat Anda melakukan shalat, tidak lagi akan Anda
rasakan sebagai beban yang memberatkan, melainkan perasaan senang bercampur
haru karena Anda bisa melakukannya. Pada
saat itu, Anda melakukan shalat semata-mata (murni) hanya karena Allah dan
bukan karena ingin dipuji atau karena menghharap imbalan dari orang lain.
Bab 4 Shalat
Tidak Ikhlas Memicu Datangnya Penyakit
Amalan ibadah yang dilakukan secara tidak ikhlas akan menjadi beban dan
mendatangkan kecemasan ataupun kekecewaan. Kekecewaan akan meningkatkan
produksi kortisol (hormon
peptida yang disekresikan oleh kelenjar pituatari anterior terutama pada
korteks adrenal, yang merangsang pertumbuhan dan sekresi kartikostroid).
Apabila produksi kartisol diatas ambang normal akan menyebabkan tidak
terbentuknya respons imunitas baik seluler maupun humoral. Tidak terbentuknya
imunitas ini akan menyebabkan individu rentan terkena penyakit infeksi. (lebih
lengkapnya baca buku ini hal.60)
Bab 5
Pikiran Tenang Membantu Proses Penyembuhan
Menurut Al-Dzahabi,
“Shalat
sering melahirkan kebahagiaan dan ketenangan pikiran; menyingkirkan rasa cemas
dan memadamkan api kemarahan. Shalat meningkatkan kecintaan akan kebenaran dan
kerendahan hati dihadapan manusia; memperlunak hati, menumbuhkan rasa cinta,
rasa maaf dan memadamkan sifat pendendam. Disamping itu, sering pemikiran
jernih terlintas dalam pikiran (karena berkonsentrasi terhadap masalah yang
pelik dan ia bisa menemukan jawaban yang benar terhadap berbagai persoalan). Kita
juga teringat akan sesuatu yang lupa. Kita bisa menemukan cara untuk
menyelesaikan masalah-masalah duniawi dan spiritual. Dan kita dapat menguji
diri sendiri secara efektif~ terutama jika kita khusyu’ dalam shalat. Waktu shalat
terbaik adalah pada akhir malam ketika orang terlelap dan suasana senyap.”
Bab 6
Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Perilaku Dan Kesehatan Badan
Ditinjau dari segi agama, Penyakit-penyakit kejiwaan yang pernah
dikemukakan oleh Maftuh Mannan, antara
lain yaitu:
kurang bersemangat, putus asa, curang, gembira dalam kemungkaran, ujub (bangga pada diri sendiri), merasa megah, aniaya, durhaka, berani melawan hukum-hukum Tuhan, suka tergesa-gesa yang bukan pada tempatnya, kurang atau tidak mempunyai rasa malu, gemar membantah, memamerkan kebaikan diri sendiri atau miliknya (riya’), suka mengeluh, kikir, cinta dunia secara berlebihan, berlebih-lebihan dalam berbagai hal dan sebagainya.
kurang bersemangat, putus asa, curang, gembira dalam kemungkaran, ujub (bangga pada diri sendiri), merasa megah, aniaya, durhaka, berani melawan hukum-hukum Tuhan, suka tergesa-gesa yang bukan pada tempatnya, kurang atau tidak mempunyai rasa malu, gemar membantah, memamerkan kebaikan diri sendiri atau miliknya (riya’), suka mengeluh, kikir, cinta dunia secara berlebihan, berlebih-lebihan dalam berbagai hal dan sebagainya.
Bila kita mau merenung sejenak, poin-poin penyakit jiwa diatas,
sebenarnya tak jarang seringkali melanda dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal
ini bisa saja bahkan mungkin akan menjadi ‘sebuah penyakit yang berkarat’ bila
tidak pandai memberantasnya. Keadaan seperti inilah yang disebutkan dalam Al-Qur’an
surat Al-Syamsyu ayat 8-9, yaitu:
“Beruntunglah
orang-orang yang dapat membersihkan jiwanya dari noda-noda tersebut, serta
merugilah orang yang membiarkan dirinya dalam keadaan dosa”.
(lebih lengkapnya baca hal. 87-101)
Bab 7 Menumbuhkan
Sikap Optimis Melalui Shalat
Orang yang shalat dengan penuh kesungguhan, khusyu’, tepat, ikhlas dan
kontinyu, insya Allah akan tumbuh rasa percaya diri yang penuh dalam dirinya.
Mereka akan memiliki kecenderungan positif dan bisa menghadapi setiap masalah
dengan wajar. Setiap permasalahan yang datang akan selalu dilihatnya dari sudut
pandang positif.
Bab 8
Memberantas Kanker Dengan Shalat
Dengan shalat tahajjut yang dilakukan secara rutin dan disertai perasaan
ikhlas lagi khusyu’ dan tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respon imun
yang baik, yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan
kanker. (Baca hal. 118-130)
Bab 9 Aspek-aspek
Terapeutik dalam Shalat
Bila Anda perhatikan secara seksama, Anda akan melihat bahwa
gerakan-gerakan shalat mengandung unsur gerakan-gerakan olah raga. Anda bisa
mengamatinya sejak dari takbir, berdiri, ruku’, sujud, duduk diantara dua
sujud, duduk akhir (tahiyyatul akhir) sampai mengucapkan salam yang dibarengi
dengan gerakan kepala menengok ke kanan dan ke kiri, semuanya mengandung unsur
gerakan olah raga yang akan membawa pengaryh yang lebih baik bagi kesehatan. (lebih lengkapnya baca hal 131-176)
Bab 10 Nilai
Terapeutik Shalat Berjamaah
Dalam shalat berjamaah, tampak sekali nilai-nilai yang dapat di rasakan
manfaatnya, yakni:
§ nilai kebersamaan
§ rasa diperhatikan
§ terapi lingkungan
§ membantu pemecahan masalah
§ aspek demokratis; dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar