Kamis, 20 Oktober 2016

Skenario Tentang Jodoh



 Prolog

Kita tidak akan pernah tahu kapan kita mati. Kita hanya di berikan kesempatan menyiapkan sebaik-baiknya bekal untuk pergi ke kampung akhirat yang kekal. Sama hal nya rezeki, Allah Maha adil dalam membagi rezeki pada makhluk-Nya. Sunnahnya kita berusaha semaksimal mungkin menjemput rezeki, tetapi sumua hasilnya tetap kita serahkan pada Allah. Begitu pula dengan JODOH. Hanya IA yang Maha mengetahui jodoh terbaik untuk kita, penyempurna dari separuh agama, tempat kita berbagi, penyejuk dikala gersang, penguat dikala rapuh, pengingat dikala lalai, menjadikan hidup sebagai ladang pahala. Semoga Allah mempertemukan, mempersatukan dan meridhoi jodoh terbaik untuk kita sehingga dapat bersama-sama beribadah pada Nya. Aamiin.

Sebagai seorang wanita, saya hanya bisa berusaha memperbaiki diri, menyiapkan bekal, meluruskan niat karena Allah. Semoga Allah meridhoi saya menggenapi separuh dari agama saya dengan Seseorang yang telah IA Siapkan untuk membimbing, menjaga hati serta kehormatan saya dengan penuh tanggung jawab. Seseorang yang berakhlak baik, penyabar, penyayang, penuh kasih. Aamiin.

Semarang, 20 Oktober 2016   (@endahshofya)

========================================================================== 

ini dia skenario indah tentang jodoh

Siapakah jodoh kita ? 

Apakah seseorang yang sekarang begitu kita cintai ? 
Betulkah kelak dia akan menjadi jodoh kita ? 

Mungkin hanya Allah yang bisa menjawab itu.
Tetapi ketahuilah, kita sebagai manusia, mungkin punya sedikit ilmu untuk memahami rahasia jodoh tersebut.


Yuk belajar....

Tapi sebelum itu, alangkah baiknya kita samakan pandangan terlebih dulu, yaitu tentang hakekat jodoh itu sendiri.


rahasia-jodoh

Jodoh merupakah anugerah, seperti rezeki yang Allah kasih, begitu rahasia dan menjadi hak Allah untuk mensegerakannya, menundanya, bahkan mencegahnya.
Yap, urusan jodoh adalah sepenuhnya 100% kuasa Allah. Tidak lantas karena kita begitu mencintai seseorang, lalu menjadikan Allah terpaksa menjodohkan kita dengan orang tersebut. Tidak seperti itu.
Terlalu memaksakan ketentuan jodoh, bahkan begitu memikirkan siapa jodoh kita. Justru hanya kerugian yang akan didapat, karena tidak mungkin kita bisa menentang ketetapan-Nya.

Lalu, Siapa jodoh kita ?


Satu hal yang perlu kita koreksi, janganlah membiasakan diri menyangka atau menyimpulkan seseorang itu jodoh kita. Kita tidak ada hak disitu.
Percayalah, sama halnya dengan rezeki, jodoh dikasih pada orang yang tepat, tidak tertukar, dan itulah sebaik-baiknya pemberian.
Mungkin di lingkungan kita, bahkan diri kita sendiri, biasa membayangkan kriteria jodoh ini dan itu. Segudang harapan tentang sosok sempurna yang diimpikan. Aslinya tidak mengapa jika itu menjadi motivasi.
Kalau ingin yang baik, yang shalih, yang berakhlak mulia, maka pantaskan juga diri kita agar sederajat dengan kriteria tersebut.

Lalu, kapan jodoh akan datang ?

Sekali lagi, Allah yang ngatur itu. Tetapi kita sebagai manusia, mengupayakan sesegera mungkin, itulah yang terbaik.
Tidak pantas jika kita sudah mampu untuk menghalalkan suatu hubungan, tetapi sengaja menundanya. Karena jalan zina, fitnah, dan kedzoliman akan mudah terbuka disitu.

Aku mencintainya, dia cinta pertama, diakah jodohku ?


Belum tentu, tetapi bisa jadi.
Jodoh belum tentu yang pertama dan yang terakhir. Jodoh terbaik adalah pasangan terbaik yang bisa mengarahkan kita manjadi orang baik. Entah dia yang pertama, kedua, ketiga, atau kesekian.
Oleh karena itu, ikhtiarnya adalah memperbaiki diri dulu, meluruskan niat, dan menyiapkan bekal ilmu untuk menjadi pasangan terbaik. Tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.
Insyaallah,  Amin.

Oleh       :  Hasan f

Tidak ada komentar:

Posting Komentar